Surat dari tahun 2070 dokumen ini dipublikasi di majalah “cronica de los tiempos” april 2002.
Saat ini adalah tahun 2070
Usiaku baru 50 tahun, tapi penampilanku seperti seorang yang telah berusia 85 tahun.
Aku menderita gangguan ginjal serius, karena aku tidak minum dengan cukup.
Aku khawair aku tidak memiliki waktu lebih lama lagi untuk hidup.
Aku adalah salah satu orang terua dimasyarakat.
Aku ingat sewaktu aku berusia 5 tahun
Semua tampak berbeda,
Banyak pepohonan ditaman, rumah- rumah memiliki kebun yang indah, dan aku dapa menikmati mandi selama setengah jam.
Saat ini, kita menggunakan handuk dan minyak pencuci untuk membersihkan tubuh kita.
Dahulu, wanita memiliki rambut yang indah, saat ini kita harus mencukur kepala untuk menjaga teap bersih tanpa menggunakan air.
Dahulu, ayahku mencuci mobilnya dengan air yang keluar dari selang,
Saat ini, anakku tidak percaya bahwa air dapat digunakan dengan cara seperti itu.
Saya ingat bahwa peringatan SELAMATKAN AIR di poster-poster,radi dan TV, tapi tidak satu orangpun memperhatikannya. Kami pikir air takan pernah habis.
Saat ini, semua sungai, danau, waduk dan lapisan air dibawah tanah kering atau terkontaminasi.
Industri hampir berhenti dan pengangguran mencapai proporsi yang menghawatirkan.
Instalasi desalinasi adalah penyerap utama tenaga kerja dan para karyawan menerima air minum sebagai bagian dari upah mereka.
Penodongan dengan senjata untuk sebuah jaringan air adalah pemandangan yang umum.
80% makanan adalah sintetik.
Dahulu , jumlah air yang disarankan untuk diminum oleh orang dewasa setiap harinya adalah 8 gelas per hari.
Saat ini, aku hanya diperbolehkan setengah gelas per hari.
Saat ini aku harus menggunakan pakaian sekali pakai, dan ini meningkatkan jumlah sampah.
Saat ini kita menggunakan septic tanks, karena sistem sewerage tidak dapat bekerja karena kekurangan air.
Penampilan manusia sangat mengerikan :
Berkerut, kering akibat dehidrasi, penuh dengan rasa sakit akibat radiasi ultra violet, sekarang diperkuat dengan tidak adanya perisai pelindung dari lapisan ozon.
Kangker kulit, infeksi gastrointestinal dan saluran urine adalah penyebab utama kematian.
Diakibatkan oleh kekeringan pada kulit yang berlebihan anak muda berusia 20 akan tampak seperti 40 tahun.
Ilmuwan menginvestigasi, tetapi tidak ada pemecahan dari masalah tersebut. Air tidak dapat diproduksi, oksigen juga terdegradasi akibat kurangnya pepohonan dan vegetasi, dan kapasitas intlektual generasi muda sungguh lemah.
Morfologi sepermatozoa pada pria telah berubah.
Sebagai akibatnya, bayi-bayi dilahirkan dengan defisiensi, mutasi dan kelainan bentuk fisik.
Kita harus membayar kepada pemerintah atas udara yang kita hirup, 137 m3 per hari orang dewasa.
Siapa yang tidak mampu membayar akan di usir dari “zona yang berventilasi”, paru-paru mekanik yang sangat besar dengan tenaga matahari.
Kualitas udara sangat buruk, tetapi paling tidak orang-orang dapat bernafas. “USIA HARAPAN HIDUP ADALAH 35 TAHUN”
Di beberapa negara, dimana masih erdapat beberapa zona hijau yang dilalui oleh sungai, dijaga oleh tentara-tentara bersenjata berat.
Air menjadi harta benda yang paling didamba-dambakan, lebih berharga dari emas dan berlian.
Tempat dimana aku tinggal,tidak ada pepohonan, karena jarang sekali hujan.
Ketika terjadi presipitasi, itu adalah hujan asam.
Musim sungguh telah terpengaruh oleh uji atom dan oleh kontaminasi industri di abad ke 20.
Kita diperingati untuk menjaga lingkungan, tetapi idak ada satu orangpun yang peduli.
Ketika anaku meminta kepadaku untuk menceritakan tentang masa mudaku, aaku mengatakan kepadanya tentang lahan yang hijau, keindahan bunga – bunga, tentang hujan, betapa menyenangkannya berenang dan tentang ikan di sungai dan waduk, semua minuman, dan betapa sehatnya orang-orang di masa itu.
Dia bertanya : Ayah !!! kenapa tidak ada air??? Kemudian aku menjawab merasakan ada yang mengganjal di tenggorokanku !!
Aku tidak bisa untuk tidak merasa bersalah, karena aku termasuk pada generasi yang berkontribusi menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan atau dengan seenaknya tidak memperhatikan semua tanda peringatan.
Saat ini, anak-anak kita membayar harga yang sangat mahal.
Aku sangat percaya bahwa dalam waktu yang singkat kehidupan dibumi menjadi sesuatu yang mungkin, karena kerusakan alam saat ini mencapai tahap yang tidak dapat dikembalikan ke semula lagi.
Bagaimana aku bisa kembali lagi dan membuat manusia mengerti.... bahwa kita masih mempunyai waktu untuk menyelamatkan bumi kita...
Sekarang... ini adalah pilihanmu... untuk menjaga pelanet kita yang indah ini.
Atau... menjadi egois dan idak menghiraukan kebutuhan generasi masa depan kita.
SANJAYA
Informasi seputar dunia Islam
Wednesday, 24 May 2017
SURAT DARI TAHUN 2070
Thursday, 15 December 2016
Tuesday, 13 December 2016
Fardhu-fardhu Mandi Wajib
(فَصْلٌ) فُرُوْضُ الْغُسْلِ اِثْنَانِ: النِّيَةُ وَ تَعْمِيْمُ الْبَدَنِ بِالْمَاء.
Fardhu-fardhu mandi (wajib) ada 2, yaitu:
1. Niat
2. Meratakan air ke seluruh badan
Pembahasan
Telah kita ketahui dalam pembahasan sebelumnya bahwa fardhu adalah hal-hal yang wajib dilakukan dalam sebuah perkara atau ibadah. Dalam masing-masing perkara memiliki fardhu-fardhu tersendiri. Mandi wajib itu sendiri memiliki beberapa kefardhuan.
Adapun fardhu-fardhu atau kewajiban yang harus dilakukan ketika mandi wajib adalah sebagai berikut:
1. Niat
Dalam mandi wajib diharuskan untuk niat. Hal ini untuk membedakan antara mandi yang mubah dan mandi ibadah. Karena itulah diwajibkan niat dalam mandi yang bernilai ibadah. Hal ini berdasarkan hadist Nabi yang telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya. Hanya saja dalam memandikan mayit, meskipun hukumnya wajib dilakukan oleh orang-orang yang masih hidup, tetapi tidak diwajibkan niat.
Adapun niat mandi wajib diantaranya adalah:
“Saya niat mengangkat hadast besar (نَوَيْتُ رَفْعَ الْحَدَثِ الْأَكْبَر),
saya niat mandi wajib (نَوَيْتُ فَرْضَ الْغُسْلِ),
saya niat bersuci untuk shalat(نَوَيْتً الطَّهَارَةَ لِلصَّلَاة).”
Niat-niat tersebut diperbolehkan bagi orang yang terkena kewajiban mandi wajib baik orang yang junub, haidh, nifas ataupun melahirkan. Namun diperbolehkan juga niat secara khusus yaitu “Saya niat mengangkat hadast janabah (نَوَيْتُ رَفْعَ حَدَثِ الْجَنَابَة) bagi orang yang junub,
saya niat mengangkat hadast haidh(نَوَيْتُ رَفْعَ حَدَثِ الْحَيْض) bagi orang yang haidh
atau saya niat mengangkat hadast nifas (نَوَيْتُ رَفْعَ حَدَثِ النِّفَاس) bagi orang yang terkena hadast nifas.
Waktu niat
Waktu niat mandi wajib adalah ketika pertama kali air menyentuh anggota tubuh mana saja. Karena anggota mandi wajib adalah seluruh badan, sehingga dianggap satu.
Permasalahan
1. Seorang terkena dua sebab atau lebih yang mewajibkan mandi, seperti seorang yang terkena hadast karena bersetubuh dan keluar mani. Apakah cukup hanya dengan satu niat saja?
Jawab: Ya, cukup baginya satu niat saja.
2. Seorang terkena kewajiban mandi wajib,
namun ia juga ingin melaksanakan mandi sunnah, seperti seorang yang keluar mani dan ingin mengerjakan mandi untuk shalat jumat. Apakah cukup hanya dengan satu niat saja?
Jawab: Tidak cukup, ia wajib meniatkan semuanya.
2. meratakan air ke seluruh badan
Fardhu mandi yang kedua adalah meratakan air keseluruh anggota tubuh, baik kulit, kuku dan rambut yang tebal maupun tipis. Semuanya wajib dibasuh dengan air. Termasuk yang wajib dibasuh adalah anus. Adapun bagian dalam hidung dan mulut tidak wajib dibasuh.
Diwajibkan membasuh bagian-bagian yang terlipat dari anggota tubuh sehingga sunnah untuk memperhatikan bagian yang terlipat.
Tata-cara dan sunnah-sunnah dalam mandi
Sebelum mandi disunnahkan menghilangkan kotoran yang menempel pada dirinya, baik benda suci seperti mani ataupun benda najis seperti kencing, kemudian menghadap kiblat, membaca basmalah, bersiwak, membasuh kedua telapak tangan, berkumur dan menghirup air ke dalam hidung. Semua hal tersebut diniatkan sebagai sunnah mandi.
Kemudian membasuh kemaluan depan dan belakang dengan niat mengangkat hadast keduanya. Setelah itu wudhu secara sempurna yaitu dengan mengulangi bersiwak, membasuh kedua telapak tangan, berkumur dan seterusnya.
Niat wudhunya adalah niat sunnah mandi.
Setelah wudhu sempurna, kemudian mengucurkan air ke kepala dan ketika pertama kali air menyentuh bagian kepala berniat mengangkat hadast besar atau niat-niat lain sebagaimana pembahasan sebelumnya.
Kemudian mengucurkan air ke sisi kanan tubuh bagian depan, kemudian sisi kanan bagian belakang, kemudian sisi kiri bagian depan, kemudian sisi kiri bagian belakang.
Permasalahan
1. Dalam tata-cara mendi diatas disunnahkan mendahulukan membasuh kemaluan dengan niat mengangkat hadast kemaluan tersebut. Apa faidah dari hal tersebut?
Jawab: supaya tidak diperlukan menyentuh kemaluan ketika mandi, karena dengan mandi hadast kecil seperti wudhu terangkat. Sehingga tidak perlu wudhu kembali. Namun jika menyentuh kemaluan atau mengerjakan hal-hal yang membatalkan wudhu ketika mandi, maka diwajibkan wudhu kembali.
Tambahan
Beberapa mandi yang disunnahkan, diantaranya yaitu:
1. Mandi jum’at
Masuk waktu disunnahkan mandi jum’at adalah ketika muncul fajr siqd dan berakhir ketika tidak mungkin lagi untuk hadir shalat jum’at.
Mandi jum’at ini disunnahkan bagi orang yang hendak hadir shalat jum’at. Dan lebih utama mengerjakan mandinya ketika ingin keluar untuk shalat jumat.
2. Mandi shalat ied
Mandi untuk shalat ied waktunya dimulai ketika tengah malam dan berakhir ketika tenggelamnya matahari di hari ied tersebut.
Kesunnahan mandi ini disunnahkan bagi siapa saja, karena untuk memuliakan hari ied bukan untuk orang yang mau hadir shalat ied saja. Sehingga mandi ini tetap disunnahkan meski untuk orang yang haidh dan anak yang belum tamziz.
3. Mandi setelah memandikan mayit
Mandi ini disunnahkan meskipun yang dimandikan adalah mayit orang kafir, atau yang memandikan adalah perempuan yang haidh atau nifas. Karena memandikan jasad yang tidak bernyawa bisa menyebabkan badan menjadi lemas sehingga disunnahkan mandi supaya badan kembali segar.
Mandi ini waktunya dimulai setelah selesai memandikan mayit dan hilang kesunnahan mandi setelah berpaling atau enggan untuk mandi.
4. Mandi Istisqa’
Istisqa’ adalah shalat meminta hujan. Sebelum melaksanakan shalat istisqa’ disunnahkan untuk mandi.
Waktu disunnahkan mandi istisqa’ adalah ketika hendak mengerjakan shalat istisqa’ jika mengerjakan shalat sendiri. Namun jika melaksanakan shalat istisqa’ secara berjamaah maka kesunahan mandi dimulai ketika orang-orang telah berkumpul. Dan hilang kesunnahan mandi setelah mengerjakan shalat istisqa’.
5. Mandi ketika gerhana bulan dan gerhana matahari
Ketika terjadi gerhana bulan maka diantara hal-hal yang disunnahkan adalah mandi.
Mandi ini dimulai waktunya ketika mulai terjadi gerhana. Dan hilang kesunnahan mandi ketika telah mengerjakan shalat gerhana.
6. Mandi bagi orang kafir ketika masuk islam
Disunnahkan bagi seorang yang baru memeluk agama islam untuk mandi. Dengan ketentuan bahwa ketika di masa kafirnya ia tidak junub, jika ia pernah mengalami junub di masa kafirnya maka wajib baginya untuk mandi.
7. Mandi setelah sadar dari gila atau pingsan
8. Mandi setelah bekam
9. Mandi ketika hendak masuk masjid
10. Mandi setiap malam di bulan Ramadhan
Kesunnahan mandi ini dimulai setelah tenggelamnya matahari. Hal ini dikarenakan supaya lebih semangat dalam ibadah mengisi malam-malam bulan Ramadhan.
11. Mandi bagi orang-orang yang haji dan umrah.
و الله أعلم
Monday, 12 December 2016
Kisah Wafatnya sayidina Husain bin Ali
“Aku diberitahu oleh Muhammad bin Husain bin Ibrâhîm, dia mengatakan; aku diberitahu oleh Husain bin Muhammad, kami diberitahu oleh Jarîr dari Muhammad dari Anas bin Mâlik radhiyallahu ‘anhu, dia mengatakan; ‘Kepala Husain dibawa dan didatangkan kepada ‘Ubaidullah bin Ziyâd. Kepala itu ditaruh di bejana. Lalu ‘Ubaidullah bin Ziyâd menusuk-nusuk (dengan pedangnya) seraya berkomentar sedikit tentang ketampanan Husain. Anas radhiyallahu ‘anhu mengatakan; ‘Diantara Ahlul-Bait, Husain adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Saat itu, Husain radhiyallahu ‘anhu disemir rambutnya dengan wasmah (tumbuhan, sejenis pacar yang condong ke warna hitam).
Akan kupenuhi kantongku dengan emas dan perak
Sebagai ganjaran membunuh raja tanpa mahkota
Seorang yang pernah sembahyang pada dua kiblat
Berasal dari keturunan manusia termulia
Akulah pembunuh orang terbaik, ayah bondanya...
Kedatangan Imam Mahdi di Akhir Zaman
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga akhir zaman.
Hari kiamat dan hancurnya dunia ini adalah suatu hal yang pasti. Keyakinan ini sudah semestinya menjadi aqidah seorang muslim.
Allah Ta’ala berfirman,
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Rabbmu.” (QS. Ar Ra’du: 2)
Namun menyongsong hari kiamat tersebut muncul peristiwa-peristiwa besar yang disebut dengan asyrothus saa’ah (tanda-tanda hari kiamat). Para ulama pun menjelaskan bahwa tanda-tanda kiamat itu ada dua macam yaitu tanda shughro (kecil) dan tanda kubro (besar). Dan sebenarnya dapat pula tanda tersebut dirinci menjadi empat macam.
Pertama, tanda shughro yang pernah terjadi dan telah berakhir. Contohnya adalah diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan terbelahnya bulan.
Kedua, tanda shughro yang terus menerus terjadi dan berulang. Contohnya adalah menyerahkan amanah kepada orang yang bukan ahlinya, muncul para pendusta yang mengaku sebagai nabi, muncul wanita-wanita yang berpakaian namun hakekatnya telanjang dan merebaknya perzinaan.
Ketiga, tanda shughro yang belum terjadi. Contohnya adalah tanah Arab akan menjadi subur dan penuh pengairan.
Keempat, tanda kubro, artinya bila tanda-tanda ini muncul, maka kiamat sebentar lagi akan tiba. Di antara tanda tersebut adalah munculnya Imam Mahdi, Dajjal, turunnya Nabi ‘Isa ke dunia, dan keluarnya Ya’juj-Ma’juj.
Mungkin ada yang menanyakan, “Mengapa kita harus mengetahui dan mengenal tanda-tanda hari kiamat?”
Ingat, mengenalnya bukanlah hanya untuk menambah wacana. Namun ada beberapa alasan kita mesti mengenalnya.
Pertama: Mengenal tanda-tanda hari kiamat merupakan bagian dari beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena bagaimana mungkin seorang hamba dikatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, namun tidak membenarkan berita keduanya?! Padahal Allah Ta’ala berfirman,
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ, الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib.” (QS. Al Baqarah: 2-3).
Kedua: Mengenal tanda-tanda tersebut juga merupakan bagian dari rukun iman –yaitu beriman kepda hari akhir-. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan mengenai definisi iman,
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
“Iman adalah engkau beriman pada Allah, pada malaikat-Nya, pada kitab-kitab-Nya, pada para Rasul-Nya, pada hari akhir dan engkau beriman pada takdir yang baik dan buruk.”
Ketiga: Semakin mengenal tanda-tanda tersebut akan semakin memperkokoh keimanan seseorang pada hari kiamat.
Selanjutnya kita akan melihat beberapa penjelasan mengenai tanda-tanda kiamat kubro. Karena tanda-tanda ini yang biasa diperselisihkan oleh Ahlus Sunnah dan aliran yang menyimpang. Kita akan mengkaji empat peristiwa besar yaitu kedatangan Imam Mahdi, turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam, keluarnya Dajjal, dan keluarnya Ya’juj-Ma’juj. Semoga Allah mudahkan.
Tanda Kubro Pertama:
Kedatangan Imam Mahdi yang Dinanti-nanti
Makna Mahdi
Mahdi berarti orang yang diberi petunjuk dan dalam bahasa Arab mahdi masuk dalam kategori isim maf’ul. Makna ini sebagaimana terdapat dalam hadits Al ‘Irbadh bin Sariyah,
وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ
“Dan sunnah para Khulafa’ rosyidin (yang mendapat petunjuk dalam beramal), mahdiyin (yang mendapat petunjuk ilmu).”
Ibnul Atsir mengatakan, “Yang dimaksud al mahdi dalam hadits ini adalah orang yang diberi petunjuk pada kebenaran. Mahdi kadang menjadi nama orang bahkan sudah seringkali digunakan seperti itu. Begitu pula Al Mahdi juga bermakna orang yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akan muncul di akhir zaman. Juga mahdi bisa dimaksudkan dengan Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsman, dan ‘Ali radhiyallahu ‘anhum. Bahkan mahdi juga bisa bermakna lebih luas, yaitu siapa saja yang mengikuti jalan hidup mereka dalam beragama.”
Namun yang dimaksudkan dengan Mahdi dalam pembahasan kali ini adalah Imam Mahdi yang telah dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan datang di akhir zaman. Dia akan menguatkan agama ini dan menyebarkan keadilan. Kaum muslimin dan kerajaan Islam akan berada di bawah kekuasaannya. Imam Mahdi berasal dari keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia hidup di zaman Nabi Isa ‘alaihis salam turun dan di masa keluarnya Dajjal.
Beberapa Pendapat Mengenai Siapakah Imam Mahdi
Ibnul Qayim rahimahullah mengatakan, “Hadits-hadits yang membicarakan tentang Imam Mahdi ada empat macam. Ada yang shahih, ada yang hasan, ada yang ghorib dan ada pula yang maudhu’ (palsu).“
Dari sini, manusia berselisih pendapat siapakah Imam Mahdi yang sebenarnya.
Pendapat pertama, mengatakan bahwa Imam Mahdi adalah Al Masih ‘Isa bin Maryam. Itulah Imam Mahdi yang sebenarnya menurut mereka. Mereka beralasan dengan hadits dari Muhammad bin Kholid Al Jundi, namun hadits tersebut adalah hadits yang tidak shahih. Seandainya pun shahih, itu bukanlah dalil untuk mengatakan bahwa Imam Mahdi adalah Nabi ‘Isa ‘alaihis salam. Karena Nabi ‘Isa tentu saja lebih pantas disebut Mahdi (karena asal makna mahdi adalah yang diberi petunjuk, -pen) daripada Imam Mahdi itu sendiri. Nabi ‘Isa itu diutus sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau akan turun lagi menjelang hari kiamat. Sebagaimana pula telah diterangkan dalam hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihis salam akan turun di menara putih, sebelah timur Damaskus. ‘Isa pun akan turun dan berhukum dengan Kitabullah (Al Qur’an), beliau akan membunuh orang Yahudi dan Nashrani, menghapuskan jizyah dan akan membinasakan golongan-golongan yang menyimpang.
Pendapat kedua, Imam Mahdi adalah pemimpin di masa Bani Al ‘Abbas dan masa tersebut sudah berakhir. Namun hadits-hadits yang membicarakan hal tersebut seandainya shahih, itu bukanlah dalil bahwa Imam Mahdi yang memimpin Bani Al ‘Abbas adalah Imam Mahdi yang akan muncul di akhir zaman. Ibnul Qayyim mengatakan, “Dia memang mahdi (karena asal makna mahdi adalah yang diberi petunjuk, namun dia bukan Imam Mahdi yang akan muncul di akhir zaman, pen). Sebagaimana ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz adalah mahdi (yang diberi petunjuk) dan sebenarnya beliau lebih pantas disebut mahdi daripada penguasa Bani Al ‘Abbas.”
Pendapat ketiga, Imam Mahdi adalah seseorang yang berasal dari keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, keturunan Al Hasan bin ‘Ali. Dia akan datang di akhir zaman di saat zaman penuh dengan kezholiman. Lalu Imam Mahdi datang dengan membawa keadilan. Inilah Imam Mahdi yang dimaksudkan dalam banyak hadits.
Adapun hadits-hadits yang membicarakan mengenai Imam Mahdi, sebagian sanadnya ada yang dho’if dan ghorib. Namun hadits-hadits tersebut saling menguatkan satu dan lainnya. Inilah yang menjadi pendapat Ahlus Sunnah dan inilah pendapat yang benar.
Ibnul Qayyim kemudian menjelaskan, “Adapun Rofidhoh (Syi’ah Al Imamiyah), mereka memiliki pendapat yang keempat. Mereka berpendapat bahwa Imam Mahdi adalah Muhammad bin Al Hasan Al ‘Askariy Al Muntazhor (yang dinanti-nanti). Dia merupakan keturunan Al Husain bin ‘Ali, bukan dari keturunan Al Hasan bin ‘Ali (sebagaimana yang diyakini Ahlus Sunnah, -pen). Dia akan hadir di berbagai negeri tetapi tidak kasatmata, dia akan mewariskan tongkat dan menutup padang sahara. Dia akan masuk Sirdab Samira’ semasa kanak-kanak sejak lebih dari 500 tahun. Kemudian tidak ada satu pun melihatnya setelah itu. Dan tidak pernah diketahui berita, begitu pula jejaknya. Namun, setiap hari orang-orang Rafidhah selalu menanti dengan tunggangan kuda di pintu Sirdab. Mereka sering berteriak agar Imam Mahdi tersebut dapat keluar menemui mereka. Mereka memanggil, “Wahai tuan kami, keluarlah.” Namun mereka pun pulang dengan tangan hampa, tidak mendapatkan apa-apa. Usaha mereka yang begitu giat, hanya sia-sia belaka.”
Nama Imam Mahdi
Nama Imam Mahdi adalah Muhammad, sedangkan nama ayahnya adalah ‘Abdullah. Jadi, nama Imam Mahdi dan nama ayahnya sama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى
“Dunia ini tidak akan sirna hingga seorang pria dari keluargaku yang namanya sama dengan namaku (yaitu Muhammad) menguasai Arab.”
Maksud bahwa orang tersebut akan menguasai Arab adalah ia akan menguasai non Arab juga. Ath Thibi mengatakan, “Dalam hadits di atas tidak disebutkan non Arab, namun mereka tetap termasuk dalam hadits tersebut. Jika dikatakan menguasai Arab, maka itu berarti juga menguasai non Arab karena Arab dan non Arab adalah satu kata dan satu tangan.”
Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan mengenai Imam Mahdi,
مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى وَاسْمُ أَبِيهِ اسْمَ أَبِى
“Dia berasal dari keluargaku. Namanya (yaitu Muhammad) sama dengan namaku. Nama ayahnya (yaitu ‘Abdullah) pun sama dengan nama ayahku.”
Imam Mahdi berasal dari keturunan Fathimah, putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَهْدِىُّ مِنْ عِتْرَتِى مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ
“Imam Mahdi adalah dari keluargaku dari keturunan Fathimah.”
Hadits di atas menunjukkan bahwa Imam Mahdi berasal dari keturunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu dari jalur Fathimah. Inilah pendapat yang tepat.
Oleh karena itu, nama Imam Mahdi –sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Katsir- adalah:
مُحَمَّدٌ بْنُ عَبْدِ اللهِ العَلَوِي الفَاطِمِي الحَسَنِي
Muhammad bin Abdullah Al ‘Alawi (keturunan Ali bin Abu Tholib) Al Fathimiy (keturunan Fatimah binti Muhammad) Al Hasaniy (keturunan Hasan bin ‘Ali).
Waktu Munculnya Imam Mahdi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَذْهَبُ أَوْ لاَ تَنْقَضِى الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِى يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِى
“Dunia tidak akan lenyap atau tidak akan sirna hingga seseorang dari keluargaku menguasai bangsa Arab. Namanya sama dengan namaku.”
Ibnu Katsir mengatakan, “Imam Mahdi akan muncul di akhir zaman. Saya mengira bahwa munculnya Imam Mahdi adalah sebelum turunnya Nabi ‘Isa, sebagaimana ditunjukkan oleh hadits-hadits yang menyebutkan hal ini.”
Sifat Fisik Imam Mahdi
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَهْدِىُّ مِنِّى أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى الأَنْفِ
“Imam Mahdi adalah keturunanku. Dahinya lebar (atau rambut kepala bagian depannya tersingkap) dan hidungnya mancung.” Al Qori’ dalam mengatakan, “Hidung beliau tidaklah pesek karena bentuk hidung semacam ini kurang disukai.”
Di Masa Imam Mahdi akan Tersebar Kemakmuran dan Keadilan
Di masa Imam Mahdi akan penuh dengan keadilan dan kemakmuran, berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Di zaman beliau, harta begitu melimpah, banyak ditumbuhi tanaman dan semakin banyak hewan ternak. Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَهْدِىُّ مِنِّى أَجْلَى الْجَبْهَةِ أَقْنَى الأَنْفِ يَمْلأُ الأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ جَوْرًا وَظُلْمًا يَمْلِكُ سَبْعَ سِنِينَ
“Imam Mahdi berasal dari keturunanku. Beliau memiliki dahi yang lebar dan hidung yang mancung. Di masanya, akan tersebar keadilan di muka bumi, sebagaimana sebelumnya penuh dengan kezholiman dan kelaliman. Beliau akan berkuasa selama 7 tahun.”
Juga dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَكُونُ فِى أُمَّتِى الْمَهْدِىُّ إِنْ قُصِرَ فَسَبْعٌ وَإِلاَّ فَتِسْعٌ فَتَنْعَمُ فِيهِ أُمَّتِى نَعْمَةً لَمْ يَنْعَمُوا مِثْلَهَا قَطُّ تُؤْتَى أُكُلَهَا وَلاَ تَدَّخِرُ مِنْهُمْ شَيْئًا وَالْمَالُ يَوْمَئِذٍ كُدُوسٌ فَيَقُومُ الرَّجُلُ فَيَقُولُ يَا مَهْدِىُّ أَعْطِنِى فَيَقُولُ خُذْ
“Akan ada pada umatku Al Mahdi. Jika masanya pendek (dia memerintah) selama 7 tahun, jika tidak maka 9 tahun. Pada masa itu umatku akan mendapatkan kenikmatan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Mereka akan memperoleh banyak makanan dan mereka tidak akan menyimpannya. Pada saat itu, harta begitu melimpah. Ada seseorang yang mengatakan, ‘Wahai Imam Mahdi, berilah aku sesuatu.’ Lalu beliau mengatakan, ‘Ambillah’.”
Dalam riwayat Tirmidzi dikatakan,
« فَيَجِىءُ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَيَقُولُ يَا مَهْدِىُّ أَعْطِنِى أَعْطِنِى ». قَالَ « فَيَحْثِى لَهُ فِى ثَوْبِهِ مَا اسْتَطَاعَ أَنْ يَحْمِلَهُ »
“Datanglah seseorang kepada Imam Mahdi, lalu dia berkata, ‘Wahai Imam Mahdi, berikanlah aku sesuatu, berikanlah aku sesuatu.’ Lalu Nabi berkata, “Imam Mahdi pun menuangkan sesuatu di pakaiannya yang ia tidak sanggup memikulnya”.
Dalam riwayat Al Hakim juga dikatakan,
يَخْرُجُ فِي آخِرِ أُمَّتِي المَهْدِيُّ يَسْقِيْهِ اللهُ الغَيْثَ ، وَتُخْرِجُ الأَرْضُ نَبَاتَهَا ، وَيُعْطِي المَالَ صِحَاحًا ، وَتَكْثُرُ المَاشِيَةُ وَتَعْظُمُ الأُمَّةُ ، يَعِيْشُ سَبْعًا أَوْ ثَمَانِيًا » يَعْنِي حِجَجًا
“Imam Mahdi akan keluar di akhir umatku. (Pada masanya), Allah akan menurunkan hujan, akan menumbuhkan tanaman di muka bumi, harta akan dibagi secara merata. Binatang ternak akan semakin banyak, begitu juga umat akan bertambah besar. Imam Mahdi hidup selama 7 atau 8 tahun.”
Masa Kekuasaan Imam Mahdi
Disebutkan dalam riwayat At Tirmidzi,
إِنَّ فِى أُمَّتِى الْمَهْدِىَّ يَخْرُجُ يَعِيشُ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا أَوْ تِسْعًا
“Imam Mahdi akan muncul di tengah-tengah umatku dan ia akan berkuasa selama lima, tujuh atau sembilan tahun.” Ada keraguan dari Zaid, salah seorang periwayat hadits ini.
Al Mubarakfuri menjelaskan, “Dalam riwayat dari Abu Sa’id Al Khudri dalam sunan Abu Daud disebutkan bahwa Imam Mahdi berkuasa selama tujuh tahun dan tidak ada keraguan sama sekali dari perowi. Begitu pula dalam hadits Ummu Salamah disebutkan pula bahwa Imam Mahdi akan berkuasa selama tujuh tahun. Di sini juga tanpa disebutkan adanya keraguan dari perowi. Dari sini, hadits yang menggunakan lafazh tegas lebih didahulukan daripada lafazh yang masih ada syak (keraguan).” Dari penjelasan beliau menunjukkan bahwa yang lebih tepat jika kita katakan, Imam Mahdi berkuasa selama tujuh tahun. Wallahu a’lam.
Di mana Imam Mahdi Muncul?
Tidak ada sama sekali riwayat yang shahih yang menunjukkan di manakah tempat munculnya Imam Mahdi atau waktu kapan keluarnya Imam Mahdi. Akan tetapi, para ulama menjelaskan hal itu dari kesimpulan beberapa riwayat, namun tidak ditegaskan pasti di mana dan kapan munculnya.
Imam Mahdi akan muncul dari arah timur (yaitu timur Jazirah Arab). Sebagaimana hal ini diisyaratkan dalam riwayat Ibnu Majah.
Ibnu Katsir mengatakan, ”Imam Mahdi akan muncul dari arah timur dan bukan dari Sirdab Samira’ sebagaimana yang disangkakan oleh Syi’ah (Rafidhah). Mereka menunggu sampai sekarang, padahal persangkaan orang Rafidhah itu hanyalah igauan semata, pemikiran yang sangat lemah dan pemahaman gila yang dimasukkan oleh syaithan. Sanggkaan mereka tidak ada landasan sama sekali dari Al Qur’an maupun As Sunnah serta apa yang mereka sangkakan sangat tidak logis dan tidak sesuai dengan akal yang sehat .”
Nabi ’Isa akan Shalat di Belakang Imam Mahdi
Ketika Nabi ’Isa ’alaihis salam turun kembali di akhir zaman, beliau akan shalat di belakang Imam Mahdi yaitu menjadi makmum di belakangnya.
Dari Jabir bin ’Abdillah, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ – قَالَ – فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ
”Sekelompok dari umatku ada yang akan terus membela kebenaran hingga hari kiamat. Menjelang hari kiamat turunlah ’Isa bin Maryam. Kemudian pemimpin umat Islam saat itu berkata, ”(Wahai Nabi Isa), pimpinlah shalat bersama kami.” Nabi ’Isa pun menjawab, ”Tidak. Sesungguhnya sudah ada di antara kalian yang pantas menjadi imam (pemimpin). Sungguh, Allah telah memuliakan umat ini.”
Dalam hadits yang muttafaqun ’alaih (disepakati Bukhari dan Muslim), Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ
”Bagaimana kalian jika ’Isa bin Maryam turun di tengah-tengah kalian dan imam kalian dari kalangan kalian sendiri?”
Abu Dzar Al Harowiy, dari Al Jauzaqi, dari sebagian ulama masa silam mengatakan bahwa makna ”Imamukum minkum” (Imam kalian adalah dari kalian sendiri), yaitu imam tersebut berhukum dengan Al Qur’an dan bukan dengan Injil.
Ibnu At Tiin mengatakan, ”Makna ”Imamukum minkum” (Imam kalian adalah dari kalian sendiri), yaitu bahwa syari’at Nabi Muhammad itu akan terus dipakai hingga hari kiamat.”
Ringkasnya, maksud penjelasan di atas bahwa Imam Mahdi adalah sebagai imam (pemimpin) kaum muslimin ketika itu. Termasuk pula Nabi Isa ’alaihis salam, beliau akan bermakmum di belakang Imam Mahdi. Beliau pun akan mengikuti syari’at Islam.
Riwayat yang Membicarakan Imam Mahdi adalah Mutawatir
Mutawatir secara bahasa berarti berturut-turut (tatabu’). Secara istilah, hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan dari jalan yang sangat banyak sehingga mustahil untuk bersepakat dalam kedustaan karena mengingat banyak jumlahnya dan kesholihannya serta perbedaan tempat tinggal.
Hadits mutawatir ada dua macam yaitu mutawatir lafzhi dan mutawatir ma’nawi. Mutawatir lafzhi adalah hadits yang jumlah periwayatannya amat banyak dan semuanya menggunakan lafazh yang sama atau hampir sama. Sedangkan mutawatri ma’nawi adalah hadits yang membicarakann suatu masalah dengan berbagai macam redaksi, namun menunjukkan pada satu pembicaraan.
Hadits yang membicarakan mengenai kemunculan Imam Mahdi adalah hadits mutawatir ma’nawi. Artinya, hadits tersebut membicarakan mengenai Imam Mahdi dengan berbagai macam redaksi, namun intinya atau maksudnya sama yaitu membicarakan kemunculan Imam Mahdi. Ini menunjukkan bahwa kemunculannya mustahil untuk dikatakan dusta.
Al Hafizh Abul Hasan Al Aabari mengatakan, ”Berita yang membicarakan munculnya Imam Mahdi adalah hadits yang mutawatir dan amat banyak riwayat yang berasal dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yang membicarakan mengenai kemunculannya.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Hadits-hadits yang membicarakan mengenai kemunculan Imam Mahdi adalah hadits yang shahih sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud, At Tirmidzi, Ahmad dan selainnya, dari hadits Ibnu Mas’ud atau yang lainnya.”
Asy Syaukani mengatakan, ”Hadits-hadits yang membicarakan mengenai kemunculan Imam Mahdi yang dinanti-nanti ada dalam 50 hadits. Di antara hadits tersebut ada yang shahih, hasan dan dho’if. Hadits yang membicarakan Imam Mahdi dipastikan adalah hadits mutawatir, tanpa keraguan sedikit pun. … Begitu pula berbagai riwayat dari para sahabat tentang kemunculan Imam Mahdi amat banyak. Bahkan perkataan para sahabat ini dapat dihukumi sebagai hadits marfu’ yaitu perkataan Nabi, karena tidak mungkin ada ruang ijtihad dari mereka dalam masalah ini.”
Shidiq Hasan Khon –ulama India dan merupakan murid Asy Syaukani- mengatakan, ”Hadits yang membicarakan mengenai kemunculan Imam Mahdi dengan berbagai macam periwayatan adalah amat banyak, bahkan sampai derajat mutawatir ma’nawi. Hadits-hadits yang membicarakan hal tersebut disebutkan dalam berbagai kitab Sunan dan selainnya, juga dalam berbagai mu’jam dan kitab musnad.”
Demikian pembahasan kami mengenai Imam Mahdi.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Sumber: rumaysho
Sunday, 11 December 2016
Kisah Jadzab Gus Miek
Bungkul (tangkai tempat menjepit antara jari kaki) terompah KH. Dalhar terbuat dari emas, terompah yang satu juga sama. Akhirnya, ia membersihkan dan menata keduanya sambil menunggu siapakah tamu gurunya itu. Sekian lama ia menunggu sampai terkantuk-kantuk, tetapi terompah itu tetap dua buah jumlahnya. Ketika sesaat ia terlena, terompah itu tinggal satu.